Permainan Yoyo dalam Ilmu Fisika
Sepintas yoyo hanya mainan sederhana. Terbuat
dari bahan kayu, plastik, atau besi berbentuk bulat dengan sebuah rongga dan
porosnya diikat seutas benang. Di tangan pemain yoyo yang mahir, yoyo menjadi pertunjukan yang
menakjubkan.
Sejarah Yoyo
Yoyo termasuk jenis
permainan kuno yang sampai sekarang masih populer. Orang Yunani kuno telah
bermain yoyo sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Fakta-fakta menunjukkan nenek moyang orang Cina juga memiliki mainan
serupa yoyo.
Ada beragam desain
yoyo. Pada yoyo tradisional, benangnya diikat erat ke poros. Yoyo tradisional
mula-mula banyak digunakan di Eropa. Pada yoyo modern, benangnya berbentuk
laso. Yoyo modern dibawa dari Filipina ke Amerika Serikat pada tahun 1920-an.
Materi Fisika Pada Yoyo
Yoyo memiliki energi
potensial. Energi ini berasal dari dua sumber, yaitu gaya gravitasi (melalui
lemparan) dan laso yang memungkinkan yoyo berotasi. Ketika yoyo dimainkan,
kedua energi potensial itu berubah menjadi energi kinetik. Yoyo jatuh lurus ke
tanah karena lemparan dan gaya gravitasi. Pada saat yang sama, tali memberi
energi putar. Saat yoyo sampai pada ujung benang, energi putar belum habis
sehingga yoyo terus berotasi dalam keadaan “diam”. Dalam bahasa Inggris,
kondisi tersebut dinamakan sleep.
Rotasi yoyo membuatnya
stabil. Agar yoyo naik ke atas, kita harus menyentakkan talinya. Gerakan sleep
tidak mungkin terjadi pada yoyo tradisional sebab talinya terikat erat pada
poros, sehingga saat yoyo sampai pada ujung benang, yoyo akan membalik ke atas
(ke tangan pemain yoyo).
Gerakan sleep
memungkinkan pemain yoyo melakukan beragam trik. Maka, pemain yoyo selalu
berusaha melakukan sleep selama mungkin agar dapat melakukan banyak trik. Salah
satu trik adalah walk the dog, yaitu yoyo digelindingkan di tanah seperti roda,
kemudian ditarik kembali ke tangan.
Pabrik yoyo menciptakan
beragam desain yoyo untuk memudahkan sleep. Salah satu desain yoyo menggunakan
prinsip fisika yang disebut momen inersia. Momen inersia berkaitan dengan
kemampuan suatu benda melakukan rotasi. Momen inersia dipengaruhi dua faktor,
yaitu massa benda dan jarak massa dari poros. Makin besar massa dan makin jauh
jaraknya dari poros, makin besar pula momen inersianya. Jika memiliki momen
inersia tinggi, yoyo bisa melakukan sleep dalam waktu yang lama. Untuk itu,
pabrik yoyo menumpukkan berat pada tepi terluar. Cara lain untuk mendapatkan momen
inersia yang tinggi adalah dengan mengurangi gesekan antara poros yoyo dengan
benang. Caranya dengan meletakkan bola (gotri) pada sekeliling poros, sehingga
poros yoyo tidak bersentuhan dengan benang. Agar lebih halus, gotri bisa diberi
minyak pelumas (oli).
Saat dunia tergila-gila
dengan yoyo pada tahun 1990-an, sebuah perusahaan bernama Yomega menciptakan
yoyo jenis baru. Sama dengan yoyo generasi sebelumnya, benang juga tidak
menyentuh poros. Bedanya, benang diletakkan pada pelek. Antara pelek dan poros
dipisahkan pegas (per). Saat yoyo diam atau berputar pelan, pegas menekan
pelek. Jadi, jika poros berputar, pelek (dan yoyo) ikut berputar. Namun, saat
yoyo berputar cepat, gaya sentrifugal menarik pegas sehingga pegas tidak
menekan pelek. Jadi, pelek terpisah dari poros. Saat poros berputar, pelek (dan
yoyo) tetap diam.
Saat yoyo dilempar,
awalnya bergerak pelan. Namun, sesampai di ujung benang, putaran menjadi cepat.
Poros berputar, tetapi yoyo diam atau melakukan gerakan sleep. Fisika memang
dunia yang mengasyikan, dimasa datang kreativitas kitalah yang ditunggu seperti
permainan yoyo tersebut.