Fisika
Senin, 25 Januari 2016
FISIKA MODERN
v hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
Fakta Tawaf dan Kaidah Tangan Kanan
Ka'bah sebagai tempat thawaf dan
rumah Allah membuat sejuta ummat Islam merindukan berkunjung dan menjadi tamu -
tamu Allah Sang Maha Pencipta. Ka’bah merupakan kiblat bagi seluruh ummat
muslim dalam mengerjakan ibadah Shalat. Allah SWT berfirman yang Artinya:
Allah telah
menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia
(QS. Al-Ma’idah: 97)
Istilah Ka'bah adalah bahasa al quran dari kata
"ka'bu" yg berarti "mata kaki" atau tempat kaki berputar
bergerak untuk melangkah. QS al-Ma'idah 5:6 dalam Al-quran menjelaskan istilah
itu dengan "Ka'bain" yang berarti “dua mata kaki” dan ayat QS
al-Ma'idah 5:95-96 mengandung istilah “ka'bah” yang artinya nyata "mata
bumi" atau "sumbu bumi" atau kutub putaran utara bumi.
Tawaf adalah berjalan berputar
mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dimulai dari sudut batu hitam, Hajar Aswad
dan berakhir di sudut yang sama. Membentuk pola lingkaran 360 derajat, yang
bergerak melawan arah jarum jam, berporos pada satu titik yaitu Ka’bah. Selain itu, beberapa ilmuwanpun meyakini bahwa
pergerakan tawaf sama halnya dengan pergerakan seluruh alam semesta.
B. Pengaruh Dari
Gerakan Tawaf yang Arahnya Berlawanan Dengan Pergerakan Jarum Jam
Telah kita ketahui bahwa gerakan tawaf pada
saat mengelilingi Ka’abah berlawanan dengan arah jarum jam. Lalu bagaimanakah
penjelasan tentang hal ini? Dan apakah pengaruh dari pergerakan Tawaf
tersebut?
Berdasarkan beberapa pengkajian, keadaan ini dapat dijelaskan
berdasarkan Kaidah Tangan Kanan, bahwa putaran energi jika bergerak
berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik
ke atas. Konsep ini dapat diperhatikan berdasarkan gambar berikut.
Ketika mempelajari Kaidah Tangan kanan, diketahui bahwa
putaran energy jika bergerak berlawanan dengan arah jarum jam yang ditunjukkan
oleh posisi 4 jari kanan, maka arah energy akan naik ke atas yang ditunjukkan
oleh arah jari jempol.
Jika perputaran tawaf yang mengelilingi Ka’abah dikaitkan
dengan kaidah tangan kanan maka dapat dikatakan bahwa energy dari akibat
perputaran tawaf itu akan diteruskan ke arah atas. Dan Para astronot telah
menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Setelah
melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota
Mekah, tepatnya berasal dari Ka'bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut
bersifat infinite ( tidak berujung).
Selain itu, Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta
mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara
untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan
sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah
dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya
untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu,
ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang
benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum
dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan
Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya.
Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar
benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun
90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah
kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu
diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa
lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak
secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus
memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda,
bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi.
Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Dan dalam suatu ketika, astronot Rusia Andrey Borisenko,
Alexander Samokutyaev, Anton Shkaplerov dalam pengalaman mereka di luar
angkasa, mereka mendapati suatu hal yang sangat mengejutkan. Saat mereka sedang
mencoba mengambil gambar dimalam hari, mereka mendapati bahwa hanya kota Makkah
dan kota Madinahlah yang bersinar. Sedangkan kota-kota yang lain tampak sangat
gelap.
C.
Konsep Tawaf Dalam Kehidupan Alam
Semesta
Selain dari fakta di atas, prinsip dari ritual thawaf ini
sendiri menyerupai prinsip pergerakan seluruh benda di alam semesta ini. Tak
hanya sekadar rukun yang harus dipenuhi dalam ibadah haji, ritual tawaf yang
dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah memiliki
makna yang dalam, begitulah seluruh alam semesta bergerak.
"Ritual tawaf adalah simbol ketaatan alam semesta
kepada Sang Pencipta, yaitu senantiasa melakukan gerak berputar," jelas
Profesor Riset Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas
Djamaluddin.
Tawaf, menurut dia, sama halnya dengan gerak Bumi berputar
pada porosnya yang mengitari Matahari, Bulan mengitari Bumi, seperti bagaimana
Bumi dan planet lain mengitari Sang Surya dalam kesatuan galaksi. Seperti
planet lain di luar tata surya mengitari bintangnya. Dengan segala
keteraturannya.
Doktor lulusan Department of Astronomy, Kyoto University,
Jepang itu menambahkan, jumlah tawaf sebanyak tujuh kali juga menjadi simbol
tak terhingga dari simulasi gerak alam semesta.
"Mengapa tujuh? Simbol tujuh itu juga berarti alam
semesta ini bergerak secara terus-menerus, tanpa henti," kata dia
Sehingga setiap benda
di alam ini juga selalu bergerak berputar untuk menjaga keseimbangan. Di alam
mikro, pada bagian terkecil dari setiap benda yang disebut atom, disamping
melakukan putaran rotasi dengan arah berlawanan dengan jarum jam seperti
perputaran (rotasi) bumi, elektron-elektron juga akan selalu berputar
mengelilingi inti (pusat) atom.
Di alam makro, bumi bersama planet-planet yang lain akan
senantiasa berputar mengelilingi matahari(berevolusi). Sementara itu matahari
bersama bumi, planet-planet lainnya, dan puluhan bulan juga berputar
mengelilingi pusat Galaksi Bimasakti. Dan di dalam galaksi Bimasakti itu
sendiri mempunyai sekitar milyaran matahari. Perjalanan matahari ini juga telah
telah dijelaskan dalam Al Qur’an 1400 tahun yang lalu sebagaimana Firman Allah
SWT yang artinya :
“Dan Matahari berjalan di tempat
peredarannya untuk masa yang telah ditentukan baginya. Itulah ketetapan dari Yang
Maha Kuasa lagi Maha mengetahui. Dan bagi bulan telah Kami tetapkan
manzilah-manzilah, sehingga dia kembali sebagai bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin matahari menyusul bulan dan tidak mungkin malam mendahului
siang karena semua beredar pada garis orbitnya”(QS. Yasiin : 38-40)
Selain itu, di alam jagad raya ini, tidak hanya ada satu
galaksi saja yaitu galaksi Bimasakti. Akan tetapi terdapat begitu bnyak galaksi
galaksi yang lainnya lagi. Dan kesemuanya itu membentuk kluster galaksi.
Selanjutnya sistem kluster galaksi yang terdiri atas milyaran benda-benda
angkasa seperti matahari, planet, bulan, meteor, asteroid, dan lain-lain juga
berputar (tawaf) mengelilingi pusat galaksi, yang oleh NASA disebut ”Monster
Black Hole” karena ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan black hole
dalam galaksi bimasakti. Ternyata kluster galaksi yang berisi trilyunan
benda-benda angkasa itu tidak hanya satu, tapi masih ada milyaran lagi di sana,
dan semuanya berputar (tawaf) mengelilingi pusat yang entah berada di mana
karena hingga saat ini belum ada teleskop tercanggih yang berhasil memotretnya.
NASA sendiri mengakui bahwa pengetahuan manusia mengenai alam semesta hingga
sekarang ini kira-kira baru sebesar 3 % saja dibandingkan dengan apapun yang
telah Allah jadikan di muka bumi ini.
Semua benda langit yang senantiasa berputar (tawaf) itu
selalu dalam keadaan keseimbangan, sebagaimana Allah menjelaskan dalam Al
Qur’an yang artinya:
“Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?” (QS. Al Mulk : 3)
Tidak dapat terbayangkan betapa luasnya jagat raya ini. Di
langit Allah ini ada bermilyar-milyar matahari, planet dan bulan, sehingga
benda-benda angkasa jumlahnya trilyunan. Dan planet bumi yang kita tempati ini
sangatlah kecil di antara benda-benda langit yang berjumlah trilyunan itu.
Semua ini menunjukkan bahwa seluruh alam semesta senantiasa
bergerak. Dan dapat kita bayangkan
ketika kita bertawaf mengelilingi Ka’bah, bulan juga bertawaf mengelilingi bumi
yang mengakibatkan terjadinya pergantian waktu bulan. Ketika kita bertawaf
mengelilingi Ka’bah, bumi juga bertawaf mengelilingi matahari yang
mengakibatkan terjadinya pergantian tahun. Bumi bertawaf dengan kecepatan yang
luar biasa, yaitu berputar pada porosnya dengan kecepatan 1600 Km/jam, dan juga
berputar mengelilingi matahari dengan kecepatan 107.000 Km/jam.
Selasa, 22 Desember 2015
Prinsip Archimedes dan Newton pada Kapal Laut
Kapal laut adalah sarana transportasi
laut yang sangat penting untuk menghubungkan antara satu pulau dan pulau
yang lain. Selain itu, fungsi terpenting kapal laut adalah kemampuan
untuk dapat mengangkut muatan dalam jumlah yang sangat banyak. Merupakan
sebuah fakta yang perlu diketahui, seandainya barang-barang dari Pulau
Jawa didistribusikan menggunakan kapal laut untuk jarak yang jauh
(misalkan dari pelabuhan di Jakarta ke Semarang, Surabaya, dan kota-kota
di Bali dan Sumatra), harga barang-barang akan menjadi lebih murah dan
jalanan tidak akan rusak oleh penggunaan truk yang melebihi muatan.
Untuk menunjang fungsi kapal laut yang
sedemikian penting, tentunya kapal harus didesain agar tahan terhadap
beban-beban gaya yang bekerja, baik pada saat proses bongkar muat maupun
pada saat berlayar. Beban gaya yang bekerja pada kapal laut dapat
dikategorikan sebagai beban muatan dan beban struktur kapal itu sendiri
serta beban gaya yang dihadapi dari kapal itu seperti gelombang laut dan
angin.
Kapal tenggelam
Kita masih ingat dengan kejadian tragis
yang merenggut 1502 nyawa manusia di kala kapal Titanic tenggelam di
Samudera Atlantik setelah menabrak gunung es. Titanic berlayar dari
Southampton menuju New York dan itu merupakan pelayaran perdananya.
Kapal penumpang dengan desain perabot interior yang sangat mewah pada
saat itu membuatnya menjadi kapal penumpang dambaan bagi setiap orang.
Namun, nasib malang menimpa kapal tersebut saat mengalami tubrukan
dengan gunung es.
Setelah tubrukan, air dengan cepat masuk
ke dalam kapal pada bagian haluan (depan). Berangsur-angsur bagian
haluan dan bagian tengah kapal terendam air. Tak menunggu lama, kapal
menungging dengan sudut kemiringan kurang lebih 45 derajat sehingga
ratusan orang berlarian ke bagian buritan (belakang) kapal untuk
menyelamatkan diri. Bagian tengah kapal kemudian patah karena tidak kuat
menahan struktur bagian buritan yang terangkat ke udara. Bagian buritan
terhempas ke air dan menimpa banyak orang yang berada tepat di sekitar
buritan. Setelah beberapa saat, bagian buritan kapal kembali terangkat
hingga tegak lurus terhadap permukaan air dan berangsur-angsur
tenggelam.
Baru-baru ini peristiwa kapal tenggelam
kembali terjadi. Sebuah kapal kontainer Russia “Mol Comfort” yang
memiliki panjang 316 meter patah menjadi bagian dua ketika berlayar di
laut Arab. Misteri masih menyelimuti tenggelamnya kapal tersebut karena
sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab dari patahan.
Patahan yang terjadi pada daerah lambung (tengah) kapal mengakibatkan
kapal terbagi menjadi dua bagian. Beberapa hari, bagian depan dan
belakang sudah terpisah cukup jauh bahkan bagian belakang sudah
tenggelam dan bagian depan masih terapung. Bagian yang terapung masih
diinvestigasi. Pihak yang berwenang mengklaim bahwa secara
regulasi/aturan kapal tersebut sebenarnya memenuhi standar. Lantas
bagaimana kita memahami sebuah kapal dapat terapung ataupun tenggelam?
Hukum Archimedes
Kapal bisa dianggap sebagai balok yang
terapung di permukaan air. Badan kapal laut sebagian besar terbuat dari
besi atau baja. Massa jenis besi atau baja lebih besar daripada massa
jenis air, tetapi mengapa kapal laut dapat terapung?. Agar kapal laut
dapat terapung, bagian dalam badan kapal laut dibuat berongga. Rongga
ini berisi udara yang memilik massa jenis lebih kecil daripada air.
Dengan adanya rongga ini, massa jenis rata-rata badan kapal laut dapat
dibuat lebih kecil daripada massa jenis air (ρbadan kapal < ρair). Dengan massa jenis badan kapal yang lebih kecil daripada massa jenis air itu, akan diperoleh berat kapal (W) lebih kecil daripada gaya ke atas (FA)
dari air sehingga kapal laut dapat tetap terapung di permukaan air. Hal
ini dapat dijumpai pada pelajaran fisika di sekolah, yaitu mengenai
hukum Archimedes.
Archimedes, seorang filsuf Yunani kuno
menyimpulkan bahwa, “Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat
cair, benda itu akan mendapat tekanan ke atas yang sama besarnya dengan
beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut”. Ketika suatu benda
dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-olah berkurang.
Peristiwa ini tentu bukan berarti massa benda menjadi hilang, namun
disebabkan oleh suatu gaya yang mendorong benda yang arahnya berlawanan
dengan arah berat benda.
Archimedes secara tak sengaja mengamati
fenomena fisika yang menjadi dasar “Prinsip Archimedes” ketika ia sedang
memasukkan dirinya pada bak mandi. Saat itu ia merasakan beratnya
menjadi lebih ringan ketika di dalam air, dan banyak air yang tumpah
keluar bak mandi sebanyak besarnya badannya yang dicelupkan ke dalam bak
mandi. Gaya ini disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA), dan lazim dikenal sebagai gaya Archimedes. Gaya apung sama dengan berat benda (W)
di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air. Nah, apa yang sudah
dijelaskan mengapa kapal bisa terapung tentunya memenuhi prinsip
Archimedes itu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hukum Archimedes dapat
diterapkan bukan hanya benda terapung (W < FA) tetapi juga untuk kasus benda melayang (W = FA) dan tenggelam (W > FA) di air.
Tentunya kita mengetahui hukum Newton
yang juga sudah dipelajari di sekolah. Apa yang terjadi pada Titanic dan
kapal kontainer dapat dijelaskan dengan pendekatan mekanika klasik,
yaitu dengan menerapkan hukum Newton dan Archimedes. Sekilas kita
melihat ketika air masuk ke kapal dengan cepat hingga memenuhi bagian
tengah kapal, bagian haluan kapal akan mengalami pembebanan yang besar.
Di sisi lain bagian tengah mengalami tumpuan karena bagian buritan belum
sepenuhnya terendam air.
Perlu diingat masih ada komponen berat
yang ada di buritan kapal, misalnya poros, kemudi, baling-baling,
beberapa mesin kapal, dan tentunya kargo barang muatan kapal. Jika
ditinjau secara mekanika klasik, dapat terjadi momen gaya (torsi) pada
bagian buritan kapal yang mengakibatkan kapal menjadi patah dua. Setelah
patah menjadi dua, bagian haluan tenggelam dan bagian buritan mengalami
gaya tekan ke atas sesuai hukum Archimedes. Setelah proses ini, air
kembali masuk secara perlahan-lahan dan membuat buritan kapal menjadi
tegak lurus terhadap permukaan air. Pada tahap ini hukum Archimedes
sudah kalah bersaing dari hukum Newton karena air sudah memenuhi bagian
buritan kapal secara keseluruhan.
Di dunia perkapalan modern, pertimbangan pembebanan untuk menghindari
patahnya kapal juga harus dilakukan pada saat bongkar muat kapal. Pada
saat menaikkan dan menurunkan kargo dari kapal, seorang loadmaster
harus menghitung bagaimana barang-barang dimasukkan, supaya beban di
haluan, buritan dan lambung kapal merata. Sebuah kapal tidak bisa
dimuati hanya pada bagian belakangnya saja terlebih dahulu, atau
depannya saja, atau membiarkan bagian tengahnya kapal tetap kosong. Jika
terjadi kesalahan, bagian-bagian struktur kapal akan mengalami tekanan
dan bagian lainnya bisa mengalami regangan yang pada akhirnya membuat
kapal tersebut patah. Oleh sebab itu, banyak kapal menggunakan tangki
pemberat (ballast tank) yang diisi air laut atau dikosongkan untuk mengimbangi pembebanan pada kapal tersebut.
Perpindahan Kalor
Pernahkah kalian menanak nasi?
Menurut pendapatmu, peristiwa apa yang menyebabkan beras yang bertekstur keras
dapat berubah menjadi nasi yang lunakdan lembut? Tentu hal ini terjadi karena
adanya perpindahan kalor dari api kompor ke beras dan air yang berada
dalam wadah pemasak itu. Bagaimanakah cara kalor berpindah? Ada tiga cara perpindahan
kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui
suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu disebut
konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita
panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas.
Coba perhatikan gambar berikut:
Pada batang besi yang dipanaskan,
kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat
terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah
menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit
menghantarkan kalor (penghantar yang buruk).
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas,
misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam
gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi
akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut.
- Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
- Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.
- Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah
- Adanya cerobong asap pabrik.
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor
tanpa zat perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor diradiasikan dalam
bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya.
Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api
unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai
di antara api dan kita, radiasi kalor akan lerhalang oleh tirai itu.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat
dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat. Ada beberapa
benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat yang
digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut
termoskop, seperti yang tampak pada gambar berikut
Dari hasil penyelidikan dengan
menggunakan termoskop, kita dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau
permancar radiasi kalor yang baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buiruk.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buiruk.
4. Mencegah Perpindahan Energi Kalor
Energi kalor dapat dicegah untuk
berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut. Misalnya, pada penerapan
beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika listrik.
a. Termos
Mengapa permukaan di dalam botol
termos mengilap? Dindinnya berlapis dua ruang di antara kedua
dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat cair yang ada di dalamnya
tetap panas untuk waktu yang relatif lama. Termos dapat
mencegah perpindahan kalor, baik secara konduksi, konveksi,
maupun radiasi.
b. Setrika Listrik
Mengapa pakaian yang disetrika
menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika listrik terdapat filamen
dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik
menjadi panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya
dikonduksikan pada pakaian yang disetrika. Dengan demikian, setrika
mengkonduksi kalor
pada pakaian yang disetrika.
Langganan:
Postingan (Atom)